Selamat malam! Kali ini saya coba melakukan sesuatu yang
bermanfaat untuk mengisi waktu luang ini. Saya ingin membagikan sedikit
pengetahuan yang saya tahu mengenai cara pembuatan peta dasar. Mungkin bagi
sebagian orang membuat peta dasar adalah hal yang mudah, tapi bagi sebagian
orang yang lain adalah hal yg terlihat rumit. Jadi bagi para pembaca yg lebih
kompeten dari saya, tolong koreksi atau sharing sharing kalo ada cara yg lebih
baik dalam pembuatan peta, disini saya hanya mau bermanfaat bagi orang sekitar
dengan membagikan ilmu yang saya tahu, hehehe.
Jadi peta dasar yang saya maksud disini adalah peta topografi. Yap, peta
ini banyak digunakan untuk berbagai hal. Di pertambangan sendiri, peta ini
digunakan mulai dari eksplorasi hingga pengolahan. CMIIW. Untuk membuat peta
topografi diperlukan data berupa koordinat dan elevasi. Data tersebut dapat
diperoleh dari pengukuran langsung menggunakan alat pengukuran seperti total
station atau dapat juga diperoleh dari google
earth yang akan saya bahas pada tulisan ini. So, here we go!- Buka aplikasi google earth dan zoom in ke lokasi yg akan dipetakan. Sebagai contoh area yg akan dipetakan adalah area yg berada didalam kotak warna hijau.
- Di bagian samping tulisan “Search” terdapat ikon “add path”. Klik ikon tersebut dan mulai bentuk path atau garis meliak – liuk seperti ular (seperti pada gambar 2) di seluruh daerah yang akan dipetakan. Semakin rapat titik – titik merah yang dibuat, maka peta topografi yang terbentuk akan semakin akurat. Jika sudah, beri nama path tersebut dan klik ok. Catatan : saya menggunakan grid untuk mempermudah pembuatan garis.
- Di bagian layer control, klik kanan pada path yang telah selesai dibuat. Klik save place as.
- Beri nama file yang akan di simpan dan pastikan field “save as type” terisi sebagai .kmz
- Buka situs www.gpsvisualizer.com/elevation di browser kesayangan anda. Upload file yg telah disimpan pada langkah sebelumnya. Ganti field “output” menjadi “Plain Text”. Lalu klik “Convert and add elevation”
- Blok seluruh text yang berada pada kotak putih. Tekan Ctrl + C lalu tekan Ctrl + V pada excel work book.
- Pisahkan text yang di-copy hingga menjadi 3 kolom yaitu kolom absis (x), ordinat (y), dan elevasi (z).
- Buka software Surfer13 dan klik new worksheet.
- Copy-kan Seluruh nilai pada kolom “latitude” di excel ke kolom “Y” di surfer, kolom “longitude” di excel ke kolom “X” di surfer, dan kolom “Altitude” di excel ke kolom “Z” di surfer.
- Karena kolom X dan Y masih menggunakan proyeksi Longitude dan Latitude, saya ganti ke proyeksi UTM dengan cara klik menu “Data” pada menu bar, pilih add projection. Atur hingga sama seperti gambar dibawah. Pastikan proyeksi yang kamu gunakan sudah benar.
- Pindahkan hasil convert proyeksi ke kolom yang sesuai, jangan sampai tertukar posisi koordinat X dan Koordinat Y. Kemudian klik “File” -> Save as dan atur hingga seperti gambar dibawah ini.
- Klik “New Plot” maka akan muncul lembar kerja baru. Pada lembar kerja tersebut, klik Grid -> Data.
- Buka file yang telah kita simpan pada langkah 11 dan atur dialog box yang muncul hingga seperti pada gambar dibawah. Untuk gridding method bisa diganti sesuai keperluan.
- Pada menu bar, klik Map -> New -> Contour Map. Buka file data yg ada hingga muncul seperti gambar dibawah ini. Disini kamu bisa atur mengenai interval kontur yang digunakan
- Hilangkan label dan grid disamping hingga seperti gambar dibawah ini
- Klik file -> export. Simpan di folder tertentu dalam bentuk .SHP
Setelah itu, proses dilanjutkan di software ArcMap 10.3 untuk pembuatan unsur – unsur peta seperti
judul, legenda, grid, skala, dan sebagainya. Untuk tutorial ArcMap akan dijelaskan pada tulisan
selanjutnya. Yang perlu diperhatikan pada tulisan ini adalah penggunaan proyeksi harus benar dan
jangan sampai tertukar antara absis (x) dengan ordinat (y).
Sekian dari saya, mohon maaf jika masih banyak kekurangan,
semoga bermanfaat!
Auf Wiedersehen!!
Agriandi
Rahmagustiar
24 September 2018
Comments
Post a Comment